
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan siap menerima kesepakatan gencatan senjata jangka panjang jika Hamas tidak menggangu keamanan negaranya. Untuk itu, Benjamin mengingatkan kepada Hamas agar tidak kembali melancarkan serangan agar Israel diam.
"Kami akan setuju untuk mencapai kesepakatan gencat senjata, jika ada respon yang jelas untuk kebutuhan keamanan kami," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu seperti yang dilansir scmp.com, Senin (18/8/2014).
Senin merupakan batas waktu gencatan senjata keduanya sejak lima hari lalu. Karenanya, Benjamin berharap negosiator di Mesir dapat secepatnya mencari jalan keluar supaya pertempuran yang kurang lebih berlangsung lima pekan dengan ribuan nyawa melayang itu segera berakhir.
Benjamin mengatakan gencatan senjata jangka panjang yang disepakati kedua pihak bakal membuka jalan untuk pengiriman bantuan untuk pengungsi yang berada di daerah konflik.
Di sisi lain, Hamas tak mau kalah. Mereka mengajukan sebelas tuntutan. Di antaranya, blokade jalur Gaza dengan Israel dan Mesir dicabut serta pembentukan pelabuhan dan bandara di Gaza, koordinasi dengan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat, pembangunan kembali Gaza, dan perpanjangan zona perikanan Gaza.
Namun, mengutip ucapan pejabat Hamas, surat kabar Mesir, Al Shorouk melaporkan, sebelas tuntutan yang diinginkan Hamas ditolak sebelum perundingan berlangsung. "Proposal tuntutan untuk perjanjian gencatan senjata permanen dengan Israel ditolak," kata pejabat Hamas Izzat al-Risheq Sabtu dalam sebuah posting di halaman Facebook pribadinya.
Sejauh ini, konflik antara Israel dan Hamas setidaknya telah memakan korban sebanyak 1.980 warga Palestina. Korban tewas pada konflik ini mayoritas dialami oleh warga sipil. Sementara itu, di Israel sebanyak 64 tentara dan tiga warga sipil tewas.
Sumber: Metro
Posting Komentar
Komentar Anda Menjadi Masukan Bagi Saya